Minggu, 12 Februari 2012

Contoh PKM-GT



PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM:

“Pogram PH-Berat  Solusi Masalah Sampah di Sekitar Sungai Mangunjoyo Kota Tuban”


BIDANG KEGIATAN:
PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT)


Disusun Oleh:
Argianti Wahyu Apsari        (24020111130058)
Biologi 2011


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012


HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan         : Program PH-Berat dan Pengopenan Sate Solusi Masalah
                                      Sampah di Sungai Mangunjoyo Kota Tuban
2. Bidang Kegiatan      : ( ) PKM-AI                (X) PKM – GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                            : Argianti Wahyu Apsari
b. NIM/NPM                                   : 24020111130058
c. Program Studi                              : Biologi
d. Universitas                                  : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP  : Ds. Margomulyo Kec. Kerek Kab. Tuban
                                                          08563193307
f. Alamat email                               : argianti.wahyu@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : -
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar             : Dr. Erma Prihastanti, M.Si.
b. NIP                                              : 196802191991032001
c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP  : Payung Mas Blok D/97, Pudak Payunng,
   Semarang 
   (024) 70791145 / 08157613799

Semarang, 13 Februari 2012
Menyetujui
Pembantu Dekan III,



Ngadiwiyana, S.Si., M.Si.
NIP. 196906201999031002

Pelaksana,



Argianti Wahyu Apsari
NPM.24020111130058

Pembantu Rektor III
Bidang Kemahasiswaan,




Drs. Warsito, SU
NIP.195402021981031014


Dosen Pembimbing,




Dr. Erma Prihastanti, M.Si.
NIP. 196802191991032001



KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha pemberi ilmu, yang dengan  kekuasaan-Nya memercikkan secercah hidayah serta izin kepada penulis untuk dapat menyelesaikan proposal Program Kreativitas Mahasiswa ini dengan  penuh perjuangan.
Proposal ini dapat selesai karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini yang mana tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan proposal Program Kreativitas Mahasiswa ini, penulis berharap agar program yang penulis ajukan dapat direalisasikan sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berada di daerah Tuban, khususnya masyarakat di sekitar sungai Mangunjoyo.

         Semarang, 9 Februari 2012

Penulis


DAFTAR ISI
Lembar Judul .................................................................................................   i
Lembar Pengesahan .......................................................................................   ii      
Kata Pengantar ..............................................................................................  iii
Daftar Isi ........................................................................................................  iv
Ringkasan ......................................................................................................   v

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan ..............................................................................   1
Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................   1

GAGASAN
Kondisi Kekinian Lingkungan Daerah Sekitar Sungai di Tuban ......................    2
Solusi yang Pernah Ditawarkan .....................................................................   3
Progaram PH Berat untuk Mengatasi Masalah Sampah di Sungai
Mangunjoyo- Tuban .....................................................................................   3
Indikator Program PH-Berat ......................................................................  4
Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Program .......................   7
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Program .......................................   7
Peluang dan Tantangan Implementasi Program .............................................    9

KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan ................................................................................   9
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan ..................................................    9
Manfaat dan Dampak Gagasan ....................................................................   10

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP


RINGKASAN

Sebagian daerah di Indonesia, telah berhasil menerapkan berbagai  macam solusi untuk mengatasi permasalahan sampah di daerahnya. Namun, masih banyak juga daerah-daerah yang masyarakatnya belum sadar atau bahkan belum tahu apa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sampah di daerahnya. Contohnya adalah daerah  di pesisir pantai utara kota Tuban. Daerah yang  masih berada di pusat kota tersebut, belum dapat mengatasi masalah sampah yang ada di daerahnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya tumpukan sampah yang masih banyak di sembarang tempat dan sampah yang memenuhi sungai.
Sungai yang mengalir melewati lima desa yaitu desa Karang, Sidorejo, Ronggomulyo, Kingking, Karangsari dan terakhir desa Sidomulyo tersebut mengalami pendangkalan sebab adanya sampah yang dibuang  ke sungai tersebut. Akibat dari pendangkalan sungai tersebut, jika musim hujan dan saat air laut pasang air sungai tersebut meluap dan menggenangi rumah warga sekitarnya selain itu, juga menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, gatal, disentri dan penyakit lainnya.
Melihat kenyataan seperti itu, pemerintah setempat sampai saat ini belum mengatasi masalah tersebut. Padahal daerah tersebut dekat dengan tempat wisata yang ada di kota Tuban. Upaya pemerintah selama ini hanya menghimbau  masyarakat saja, tanpa memberi solusi yang tepat untuk mengatasinya. Untuk itu, perlu adanya suatu solusi yang tepat dalam mengatasinya. Dengan mencanangkan program PH Berat (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan pelatihan Pengopenan Sate (Pengolahan dan Pendaurulangan Sampah), diharapkan dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat setempat akan pentingnya hidup bersih dan sehat.
Program ini ditujukan kepada masyakat sekitar sungai tersebut terutama para pemuda dan anak-anak agar tertanam pada diri mereka akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu juga, para orang tua juga harus ikut serta dalam menjalan- kan program ini sebagai pembimbing bagi anak-anak mereka. Dengan bantuan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat dalam keberlangsungan program ini.
Implementasi progam ini adalah dengan memberiakan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat serta pelatihan yang terpadu agar dengan berangsur-angsur dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat untuk lebih menjaga kbersihan dan kesehatan lingkungan. Selain itu, penyediaan infrastruktur juga perlu dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya dan dana yang tersedia. Dalam pengimplemensaikan program ini, tentunya akan meneui hambatan-hambatan atau tantangan, seperti diperlukannya penelitian dan pengawasan lebih lanjut untuk menerapkan program ini, diperlukan perijinan, kerjasama dalam penyediaan dana serta penyediaan infrastruktur.


PROGRAM PH-BERAT SOLUSI MASALAH SAMPAH DI SEKITAR SUNGAI MANGUNJOYO -  KOTA TUBAN


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampah adalah salah satu permasalahan lingkungan yang tidak pernah habis-habisnya untuk dibicarakan. Segala macam cara sudah dilakukan untuk mengatasi masalah sampah yang ada di Indonesia.  Namun, tetap saja belum bisa mengu- rangi dampak dari masalah tersebut. Secara logis, membuang sampah pada tempatnya memang bukan hal yang susah. Tempat sampah sudah disediakan, tinggal dimasukkan, selesai perkara. Tapi selalu ada alasan untuk mengelak dari perkara kecil ini. Ada dua alasan yang paling sering muncul yaitu tempat sampahnya terlalu jauh atau nanti juga ada yang membersihkan.
Sebagian besar orang, lebih suka melempar sampah yang ada di tangan mereka dengan semaunya. Padahal di dekatnya sudah ada tempat sampah yang menanti. Tetapi yang menjadi tempat sampah  favorit mereka adalah sungai, selokan, ataupun lapangan terbuka. Maka dari itu, tidak heran jika jarang ada sungai di Indonesia yang berada di dekat pemukiman penduduk kondisinya akan bersih, kecuali sedang musim penilaian Adipura. Dan ironisnya lagi, kebiasaan membuang sampah sembarangan ini dilakukan oleh semua segmen, mulai dari balita sampai manula (Annisa Hasanah:2012).
Pengelolaan sampah membutuhkan dukungan semua lapisan, baik itu pemerintahan ataupun masyakatnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke jalan, drainase, sungai, atau danau dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan aroma tak sedap. Selain itu, sampah dapat menyebabkan polusi dan munculnya berbagai jenis penyakit, seperti penyakit kulit, gatal, diare, disentri, kolera, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), demam berdarah, leptospirosis, dan penyakit lainnya (Chika M. Tambun:2008,3).
Menyikapi masalah tersebut, dibutuhkan solusi yang tepat dengan mencanangkan program PH Berat (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat di sekitar sungai Mangunjoyo tersebut. Diharapkan dengan program tersebut, dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan serta mengetahui dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang pengolahan dan pendaur-ulangan sampah yang benar dan tepat. 
           
Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
  • Untuk mengetahui permasalan lingkungan yang sedang dihadapi masyarakat di daerah sekitar sungai Mangunjoyo Tuban
  • Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam menangani masalah yang ada pada sungai Mangunjoyo Tuban

Manfaat dari penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan bagi kesehatan, serta memberikan gambaran bagaimana seharusnya menjaga lingkungan terutama dalam pembuangan sampah, pengolahan dan pendaur ulangannnya kepada masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. 

GAGASAN

Kondisi Kekinian Lingkungan  Daerah Sekitar Sungai Mangunjoyo Tuban
Sungai adalah salah satu sumber air bagi masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun  berbeda dengan salah satu sungai yang ada di dalam  kota Tuban. Sungai ini beralih fungsi menjadi tempat pembuangan akhir sampah bagi  masyarakat sekitarnya.
Sungai Mangunjoyo yang memilki panjang kurang lebih 1,5 km dan memilki lebar antara 5-6 m ini dipenuhi dengan berbagai jenis sampah. Tidak heran jika sekarang sungai itu mengalami pendangakalan. Sungai yang dahulunya mempu- nyai kedalaman sampai 2,5 m ini sekarang hanya memilki kedalam tidak sampai satu meter yang mana dasar sungai tersebut dipenuhi dengan sampah.
            Sungai yang melewati lima desa yaitu desa Karang, Sidorejo, Ronggomulyo, Kingking, Karangsari dan terakhir desa Sidomulyo yang merupakan daerah pesisir pantai utara kota Tuban tersebut dapat dengan mudah meluap dan  menggenangi rumah warga sekitar ketika sedang musim hujan atau ketika air laut sedang pasang. Selain mudah meluap, sampah yang berada di sungai dapat menyebabkan polusi dan munculnya berbagai penyakit, seperti gatal, diare, disentri dan penyakit lainnya.
            Dampak perubahan iklim juga telah menyebabkan meningkatkanya kerentanan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di pesisir, potensi tenggelamnya pemukiman akibat naiknya permukaan air laut merupakan dampak nyata yang akan dialami oleh masyarakat jika tindakan penncegahan tidak segera dilaksanakan (Walhi:2011).
            Selama ini pemerintah belum maksimal untuk mengatasi masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat, karena kendala intern dan kendala dari masyarakat sendiri, khususnya kesehatan lingkungan kampung dan keluarga nelayan di Indonesia. Masih banyak masyrakat sekitar pantai dan terutama sekitar sungai yang acuh tak acuh dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Begitu pula dengan masyarakat di sekitar sungai Mangunjoyo, masih banyak yang membuang sampah ke sungai, baik itu sampah rumah tangga maupun sampah industri. Mereka belum mampu untuk mengolah sampah tersebut dengan benar.
            Tempat pembuangan akhir sampah yang tidak tepat letaknya yaitu berada di tepi jalan tidaklah sangat efektif. Bau tidak sedap tentu mengganggu para pengguna jalan. Terkadang juga terlihat, sampah-sampah berserakan di jalan. Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah membuat masyarakat lebih suka membuang sampah ke sungai yang menurut mereka lebih praktis dan mudah.
         
Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya
            Melihat ketidakpekaan masyarakat akan permasalahan lingkungan tersebut, sampai saat ini tidak ada tindakan dari pemerintah untuk mengatasinya. Hanya beberapa masyarakat yang memang sudah sadar akan pentingnya menjaga lingkungan yang berusaha untuk mengurangi permasalahan sampah di sekitarnya. Mereka sudah mengajak dan menghimbau masyarakat di sekitarnya untuk menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Serta mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan bersih. Dengan memberi poster- poster dan tulisan di beberapa tempat tertentu, seperti di tepi sungai dan jembatan.
      Namun sepertinya usaha tersebut tidak dapat membuat kebiasaan masyarakat tersebut hilang. Masyarakat masih saja membuang sampah di sungai, dan menganggap tulisan-tulisan dan poster-poster tersebut hanyalah coretan tangan saja. Mereka tidak mengindahkannya dan bersikap acuh tak acuh. Sehingga membuang sampah di sungai itu adalah hal yang wajar bagi mereka. 
Program PH-Berat untuk Mengatasi Masalah Sampah di Sekitar Sungai Mangunjoyo-Tuban
           Perlu adanya tindak lanjut untuk mengatasi dampak dari kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Himbauan, tulisan-tulisan dan poster tidaklah cukup untuk megubah pola pikir masyarakat. Butuh suatu program dan pelatihan untuk masyarakat. Untuk itu, salah satu solusi yang bisa diterapkan dan semoga dapat membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat tersebut adalah pencanangan program PH Berat (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
           Program PH Berat (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)  merupakan program yang mana semua perilaku kesehatan yang dilakukan masyarakat adalah atas dasar kesadaran sendiri, sehingga dalam suatu keluarga dapat menolong keluarganya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Tentu saja PH-Berat ini berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk tercapainya kesehatan lingkungan, yang artinya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan indah.
           Penyuluhan program PH-Berat ini ditujukan kepada masyarakat sekitar dan ditekankan kepada anak-anak usia dini lewat pendidikan formal di sekolah. Anak-anak yang masih kecil tersebut akan lebih mudah menangkap dan mengaplikasi- kan dalam kesehariannya sehingga membuat mereka terbiasa hidup bersih dan sehat. Sementara untuk para otang tua sendiri diadakan sosialisasi secara bertahap dan pelatihan untuk mengolah sampah yang ada dilingkungannya, tentunya agar dapat membimbing anak mereka dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan serta mampu mengatasi masalah sampah di lingkungannya.
Indikator Program PH-Berat
1.      Perumahan yang Bersih dan Sehat
Perumahan yang bersih dan sehat adalah perumahan yang paling tidak terdapat kamar mandi dan jamban yang sesuai dengan prosedur kesehatan dan mempunyai tempat sampah sementara. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK (Mandi Cuci Kakus).
2.      Drainase Lingkungan yang Baik
Drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah tersebut. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah. Saluran drainase ini nantinya akan menuju ke sungai sungai Mangunjoyo.
3.      Pengadaan Tempat Sampah di Beberapa Sudut Desa
Pengadaan tempat sampah di beberapa sudut desa difungsikan untuk para pengguna jalan. Tempat sampah yang disediakan tersebut digolongkan menjadi  3 macam sesuai dengan jenis sampah. Untuk sampah organik (berwarna hijau), sampah anorganik (berwarna kuning) dan limbah berbahaya/beracun (warna merah). Dengan memisahkan sampah-sampah sesuai dengan jenisnya, akan  memudahkan dalam pengolahan dan pendaur ulangan sampah nantinya.
4.      Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang Sesuai
TPA yang sesuai adalah yang dapat menampung banyak sampah, tentunya harus dipisah-pisahkan sesuai dengan jenis sampah. Pemisahan dimaksudkan untuk memudahkan dalam penanganan dan pegolahan sampah. TPA juga harus berada di tempat terbuka agar terjadi sirkulasi udara dan jauh dari pemukiman warga, namun masih dalam pengawasan warga setempat. Pengumpulan dilakukan secara kolektif dengan menggunakan gerobak atau truk sampah dan fasilitas pengolahan sampah lainnya.  
5.      Penanganan dan Pengelolaan Sampah
Penanganan dan pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (Anonim:2012).
     Dalam penanganan dan pengolahan sampah diberikan pelatihan ketrampilan. Pelatihan KPPS (Ketrampilan Pengolahan dan Pendaur-ulangan Sampah ) adalah pelatihan yang ditujukan kepada masyarakat agar mampu dan terampil dalam mengolah dan mendaur-ulang sampah di sekitarnya sehingga dapat mengurangi frekuensi dari dampak yang ditimbulkan oleh sampah. Selain itu, pelatihan KPPS ini dapat digunakan oleh masyarakat sebagai modal dalam membuka suatu lapangan usaha baru.
           KPPS mempunyai prinsip 3M yaitu Mudah, Murah dan Manfaat. Mudah dalam pengaplikasiannya dan dapat dipelajari oleh semua kalangan. Murah karena dari barang-barang bekas dan manfaat karena selain dapat mengurangi dampak dari masalah sampah, juga dapat menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis.
            Pelatihan KPPS akan diberikan dua kali dalam sepekan, yang mana ditekankan untuk para ibu-ibu dan pemuda-pemudi yang ada di 5 desa tersebut. Masyarakat nantinya akan diajari bagaimana mengelola dan mendaur- ulang sampah organik, anorganik dan limbah berbahaya/beracun.
    
a.       Sampah Organik
        Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Sampah organik dibagi menjadi :
§   Sampah organik basah.
     Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sampah seperti ini bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan selain itu juga bisa diolah menjadi pakan ternak.
§   Sampah organik kering.
     Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. Sampah organik seperti ini bisa digunakan kembali untuk bahan bakar atau dibuat suatu kerajinan tangan, seperti topeng, atau anyaman.

b.      Sampah Anorganik
        Sampah Anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Berikut adalah berbagai cara untuk mengolah dan mendaur-ulang sampah anorganik:
·            Sampah kertas
Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari pada sampah kertas biasa.
·            Sampah kaleng
Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng bekas wadah makanan memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya bagian itu dimasukkan ke arah dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di tempat sampah. Kaleng cat harus dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran dan biarkan kering, kemudian digepengkan. Kaleng yang mengandung aerosol, seperti parfum dan cat semprot harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau dige- pengkan. Untuk kaleng drum bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot.
·            Sampah botol
Botol beling memiliki nilai tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak menjadi botol baru. Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal karena banyak produk yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha botol bekas juga memberi peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
·            Sampah plastik
Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu.

·            Sampah kain
Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Sisa kain atau kain perca juga dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan, seperti selimut, taplak meja, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.
c.       Sampah Limbah (Berbahaya/Beracun)
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli.
Pengolahan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, peman- faatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.
Pihak-pihak yang Terkait
Gagasan ini merupakan gagasan yang perlu didukung oleh beberapa pihak terkait, supaya dapat terlaksana secara optimal. Adapun pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan ini ialah:
1.      Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah bertugas untuk memfasilitasi masyarakat dalam mendukung program ini dengan menyediakan alat-alat kebersihan untuk masyarakat.
2.      Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
Sebagai lembaga formal, Dinas kesehatan kabupaten / kota, bertugas untuk turut memfasilitasi masyarakat dalam setiap kegiatan kesehatan lingkungan dengan menyalurkan tenaga-tenaga kesehatan guna penyuluhan kepada masyarakat.
3.      Semua masyarakat di daerah sekitar sungai Mangunjoyo
Masyarakat di sini sebagai pelaku utama yang akan berperan aktif dalam kelancaran program PH Berat. Sehingga, masyarakat akan sadar bahwa kebiasaan mereka selama ini tidaklah baik dan dapat merusak lingkungan.
Langkah-langkah Strategis Implementasi Program
            Untuk menjalankan program PH Berat dan pelatihan Pengopenan Sate perlu beberapa langkah stategis agar memudahkan dalam pengaplikasiannya. Langkah-langkah tersebut tersusun dalam program 5P yaitu Penyuluhan hidup bersih dan sehat, Penyediaan tempat sampah, Pengerukan sampah di sungai, Pelatihan pengolahan sampah yang tepat serta Penerapan dan pengawasan program. Berikut adalah penjelasannya:
1.      Peyuluhan hidup bersih dan sehat
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat. Penyuluhan ini dilakukan oleh lembaga Dinas Kesehatan dibantu dengan para pemuda atau tokoh masyarakat di daerah tersebut. Penyuluhan ini bertujuan agar masyarakat terlebih dalulu tahu dan mengenal bagaimana menjaga lingkungan agar bersih dan sehat. Dan tentunya memberi pengetahuan kepada masyarakat kalau selama ini kebiasaan mereka tidak tepat dan dapat merusak lingkungan. Program ini dapat disosialisasikan satu kali dalam 3 bulan secara bertahap dengan pemantauan terhadap masyarakat tersebut.
2.      Penyediaan tempat sampah dan alat-alat kebersihan
Penyediaan tempat sampah ini sangat perlu bagi masyarakat untuk membiasakan membuang sampah di tempatnya. Tempat sampah yang disediakan ada 3 macam, yaitu untuk sampah organik (warna hijau), sampah anorganik (warna kuning) dan limbah berbahaya/beracun (warna merah). Selain itu juga, perlu gerobak dan truk sampah yang akan mengangkut sampah-sampah secara kolektif ke TPA. Fasilitas ini akan disediakan oleh pemerintah, yang mana akan diletakkan di beberapa titik tertentu.
Selain fasilitas pengelolaan sampah tersebut, TPA (Tempat Pem- buangan Akhir) sampah yang sesuai dengan prosedur kelayakan juga perlu. Selama ini TPA yang ada di daerah sekitar pantai masih dalam kategori belum layak. TPA tersebut terletak di tepi jalan umum, dan tentunya mengganggu para pengguna jalan. Untuk itu perlu dibuatkan TPA yang layak, yaitu dapat menampung sampah, jauh dari pemukiman dan tertata.
3.      Pengerukan sampah di sungai
Pengerukan sampah di sungai ini dilakukan agar sungai bersih dari sampah-sampah dalam beberapa tahap (Kerja bakti akbar). Dalam kerja bakti akbar, masyarakat yang akan terlibat lansung untuk melaksanakannya dibantu oleh pemerintah dan Dinas Kesehatan setempat dengan memberikan bantuan alat-alat kebersihan dan alat pengeruk sampah. Setelah kegiatan ini terlaksanakan, masyarakat dapat mengadakan  kerjabakti akbar  sendiri sesuai kesepakatan bersama.
4.      Pelatihan pengolahan sampah yang tepat
Pelatihan ini dilakukan agar masyarakat dapat dengan mandiri untuk mengolah dan mendaur-ulang sampah di sekitarnya. Pelatihan ini ditujukan khususnya kepada ibu-ibu atau para istri nelayan agar dapat membuat suatu produk bermanfaat dari sampah-sampah tersebut dan dapat membuka suatu peluang usaha bagi mereka. Pelatihan ini diberikan 2 kali dalam sepekan di balaidesa-balaidesa daerah tersebut. Dalam pelatihan ini juga akan diadakan lomba-lomba ketrampilan yang nantinya akan menambah semangat para warga untuk berkreasi dan menghasilkan produk yang bernilai.
5.      Penerapan dan pemantauan program
Penerapan program adalah dengan mengaplikasikan program yang telah disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dengan pemantauan dari pihak masyarkat sendiri. Pemantauan di sini dimaksudkan untuk kelancaran program ini. Pemantauan dapat dilakukan dengan cara bergantian tugas antar anggota masyarakat atau dibuat jadwal pemantau mingguan. Selain itu juga, Pemerintah dan Dinas Kesehatan dapat memberikan penghargaan atau mengadakan lomba cinta lingkungan yang akan membuat masyatakat menjadi lebih antusias dalam menjaga lingkungan mereka. 

Peluang dan Tantangan dalam Implementasi Program
Adapun peluang yang didapat dari program PH Berat dan Pengopenan Sate ini adalah:
1.      Program ini dapat berjalan lancar karena mudah diterima masyarakat setempat dan sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini
2.      Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut langsung dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
3.      Pelatihan yang diberikan dapat menjadi modal bagi masyarakat untuk membuka usaha
Dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengaplikasian program PH-Berat ini adalah:
1.      Dibutuhkan pemantauan secara berkala dalam pencanangan program ini
2.      Dibutuhkan perizinan terhadap pihak-pihak tertentu untuk menjalankan program
3.      Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, Dinas Kesehatan dan masyarakat agar program berjalan dengan lancar
4.      Dibutuhkan kerjasama dengan pendanaan penyuluhan dan pelatihan program
5.      Dibutuhkan lahan yang cukup sebagai TPA dan tempat pengolahan sampah

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan
            Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa program PH Berat dan Pengopenan Sate merupakan program yang ditawarkan untuk mengatasi masalah lingkungan yang ada di daerah dekat sungai terutama masalah sampah. Program ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pelatihan yang diberikan untuk mengolah dan mendaur-ulang sampah dapat digunakan oleh masyarakat untuk modal dalam berusaha. Dengan demikian, diharapkan pola pikir dan kebiasaan masyarakat yang salah selama ini dapat berubah. Sehingga dampak yang timbul akibat masalah lingkungan tersebut dapat diminimalisir.
Teknik Implementasi
            Dalam proses implementasi dibtuhkan teknik-teknik tertentu, teknik yang digunakan dalam pogram ini terfokus pada proses jangka panjang. Langkah strategi ini terpusat pada masyarakat karena dalam hal ini masyarakat sendiri yang akan melaksakan progran dan merasakan dampak dari program ini. Dengan bantuan dan dukungan dari Pemerintah dan Dinas Kesehatan dengan memberikan penghargaan atau mengadakan kompetisi tentang lingkungan dapat memacu masyarakat ntuk tetap menjaga lingkungan agar bersih dan sehat. Pelatihan yang bertahap juga dapat membantu masyarakat untuk mengisi waktu atau sebagai alternatif pekerjaan ketika tidak sedang mencari ikan.
Prediksi Hasil
        Program ini membutuhkan suatu peran serta dari Pemerintah, Dinas Kesehatan dan tentunya masyarakat, sehingga sapat diperkirakan bahwa program ini memiliki peluang dan tantangan tersendiri dalam proses implementasinya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, program ini peluang diantaranya adalah dapat berjalan lancar karena mudah diterima masyarakat setempat dan sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut langsung dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan pelatiahan yang diberikan dapat menjadi modal bagi masyarakat untuk membuka usaha.
             Tantangan yang dihadapi adalah dibutuhkan pemantauan secara berkala dalam pencanangan program ini. Dibutuhkan perizinan terhadap pihak-pihak tertentu untuk menjalankan program. Kerja sama antara pemerintah, Dinas Kesehatan dan masyarakat agar program berjalan dengan lancar. Perlu pendanaan penyuluhan dan pelatihan program dan dibutuhkan lahan yang cukup sebagai TPA dan tempat pengolahan sampah. Semua program yang dibuat tentunya diawali dengan suatu hipotesa mengenai hasil. Rencana mengenai hasil yang dicapai adalah berupa suatu pola pikir dan kebiasaan yang baik dalam menjaga lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkungan khususnya sampah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Pengolahan Sampah.http://id.wikipedia.org/wiki/pengelolaan_ sampah.8 Februari 2012.
Hasanah, Annisa.2012.Solusi Efektif, Mudah, dan  Murah  Mengatasi Masalah Lingkungan.http://green.kompasiana.com.6 Februari 2012.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup, dkk. 2008. Bergerak Bersama Dengan Strategi Sanitasi Kota.Tim Teknis Pembangunan Sanitasi: BAPPENAS, Hal 3.
Purwendro, Setyo.2011.Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida. Niaga Swadaya.
Sikumbang, Hirawati.2010.Mengelola Sampah Anorganik.http://www.ksupointer. com.6 Februari 2012.
Sofian.2011.Sukses Membuat Kompos dari Sampah.AgroMedia.
Tambun, Chika M.2008.Pengolahan Sampah Berwawasan Lingkungan. Surabaya:GCL.
Walhi.2011.Selamatkan Bumi-Pulihkan Indonesia.http://www.walhi.or.id.9 Februari 2012.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA
1.      Nama Lengkap                                 : Argianti Wahyu Apsari
2.      NIM/NPM                                        : 24020111130058                 
3.      Fakultas/Program Studi                    : Fakultas MIPA / Biologi
4.      Perguruan Tinggi                              : Universitas Diponegoro
5.      Karya Ilmiah                                     : -
6.      Penghargaan Ilmiah                          : -
7.      Waktu untuk Kegiatan PKM            : 6 jam/minggu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING
1.      Nama Lengkap dan Gelar                 : Dr. Erma Prihastanti, M.Si.
2.      NIP                                                   : 196802191991032001
3.      Jabatan Fungsional                           : Lektor Kepala
4.      Jabatan Struktural                             :
5.      Fakultas/Program Studi                    : Fakultas MIPA / Biologi
6.      Perguruan Tinggi                              : Universitas Diponegoro
7.      Bidang Keahlian                               : Morfologi Tumbuhan, Fisiologi
Tumbuhan, Biologi Sel dan Statistika
8.      Waktu untuk Kegiatan PKM            : 3 jam/minggu




                                 



1 komentar:

  1. Harrah's Atlantic City - MapyRO
    Harrah's 하랑 도메인 Atlantic City features 서산 출장안마 392 luxurious 의왕 출장마사지 hotel rooms, suites 대전광역 출장샵 and villas, 양주 출장샵 69 gaming tables, 16 restaurants, 2 full-service spas,

    BalasHapus